Rabu, 30 Maret 2016

Bidadari Hati



Bidadari hati
 Oleh : Nia Novita

Surga kecil penyangga hati yang mulai menyepi

Aliran kasih sayang sebagai sumber kehidupan

Mata terlelap oleh belaian lembut sutera sang bidadari surga

Senyum merekah megah di singgasana cinta

Mata yang tak dapat terpejam oleh kilauan cinta nan suci

Aluanan lembut melodi rindu sayup-sayup memanggil hati

Lentera senja nan redup namun menyinari seluruh negeri

Butir mutiara suci sebagai lambang kelembutan hati

......Ibu.............

Kutapaki kaki mengikuti jalur cerminan diri

Kau pelita hati

Kau cahaya surgawi

Kau wanita suci

Kau,,, ibu ku..

Ibu

Makalah Kajian Teori Kelompok Teori




MAKALAH METODOLOGI PENELITIAN
“KAJIAN TEORI”


OLEH:
KELOMPOK TEORI
NANA SUTRISNA (1301453)
NIA NOVITA (1301458)
YUSMA ELI (1301454)






JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS NEGERI PADANG
2015


KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, puji dan syukur allhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kajian Teori”.
Dalam pembuatan makalah ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada penulis sehingga penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah yang berjudul Kajian Teori  ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi dan pengetahuan terhadap pembaca.

Padang, 10 Maret 2015

Tim Penulis



BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar belakang
            Kerangka teoritis terdiri atas kajian terori atau tinjauan pustaka dan kerangka konseptual (kerangka berfikir). Kajian teori atau tinjauan pustaka merupkan teori-teori yang berhubungan erat denagn masalah penelitian. Setiap peneitian memerlukan bahan yang bersumber dari perpustakaan. Bahan ini meliputi buku-buku, jurnal, majalah ilmiah, surat kabar, pamphlet, bahan documenter, media cetak dan media elektronik. Sedangkan kerangka konseptual merupakan kerangka berpikr atau alur berpikir peneliti mengenai keterkaitan antara variable satu dengan variable lainnya atau berdasarkan kajian teori.
                        Kajian teori membahas tentang :
1.      Makna dan fungsi kajian teori
2.      Macam-macam sumber kajian teori.
3.      Cara menyusun kajian tteori
4.      Kerangka berpikir.
            Jadi dalam membuat kajian teori kita harus memahami hal-hal di atas serta  mengetahui lamgkah dan prosedur yang benar dalam sebuah kajian teori. Kajian teori dibuat berdasarkan panduan referensi yang diakui dan konkrit.
                       
B.     Rumusan masalah
1.      Bagaimanakah makna dan fungsi kajian teori yang benar?
2.      Jelaskanlah macam-macam sumber kajian teori?
3.      Bagaimaanakah cara menyusun kajian teori?
4.      Bagaimanakah pola kerangka berpikir dalam membuat kajian teori?

C.     Tujuan makalah
Adapun tujuannya sebagai berikut :
1.      Untuk mengetahui makna dan fungsi kajian teori.
2.      Untuk mengetahui macam-macam sumber kajian teori.
3.      Untuk mengetahui cara menyusun kajian teori.
4.      Untuk mengetahui cara membuat kerangka berpikir.

D.    Manfaat
            Manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu pembaca dapat memahami cara membuat kajian teori yang benar dan dapat dijadkan sebagai panduan belajar.





BAB II
ISI
A.    Makna dan Fungsi Kajian Teori
Pengertian kajian tori atau pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas. Secara lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :
  1. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitian.
  2. Meletakkan penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal.
  3. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu dihindari karena hanya merupakan pemborosan.
  4. Menghubungkan penemuan dengan pengatahuan yang ada dan ususlan untuk penelitian lebih lanjut.
Karena tujuan ini, kajian pustaka bukanlah proses yang mudah dilakukan. Pembuatan kajian pustaka menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang pengatahuan yang pernah ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi konsepnya. Kajian pustaka meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi, menganalisis dan membuat sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta melaporkan amatan dan pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang direncanakan.
Dalam kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain, yaitu kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda bacaan, kemudian dianalisis dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-temuan itu harus relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan.
Kegunaannya adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian tersebut karena ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.
Fungsi kajian pustaka yang dikemukakan oleh Zubaidah, (2007) bahwa fungsi kajian pustakan meliputi:
1.      Mengetahui sejarah masalah penelitian
2.      Membantu memilih prosedur
3.      Memahami latar belakang teoritis masalah penelitian
4.      Mengetahui manfaat penelitian sebelumnya
5.      Menghindari duplikasi
6.      Memberikan pembenaran pemilihan masalah penelitian.
Sedangkan Amirin (2000) memaparkan bahwa kajian pustaka juga digunakan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan diangkat menjadi topik penelitian serta untuk menjelaskan kedudukan masalah dalam tempatnya yang lebih luas. Konstruksi teoritik yang ada dalam kajian pustaka akan memberikan landasan bagi penelitian. Sehingga sumbangan kajian pustaka pada penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1.      Konstruksi Teoritik sebagai Dasar
Penelitian apa pun tidak akan terlepas dari kerangka teori. Penelitian tidaklah berarti tanpa teori sama sekali. Paling tidak sebagai pegangan atau pedoman untuk memberikan asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep, preposisi dan definisi operasional.
2.      Konstruksi Teoritik sebagai Tolok Ukur
Penelitian tindakan berupaya untuk meningkatkan kinerja pembelajaran atau proses kegiatan pembelajaran sehingga perlu sarana untuk mengontrol baik tidaknya prosedur yang digunakan. Kerangka teori dapat membantu sebagai ukuran patokan (standart atau tolok ukur) yang dimaksud.
3.      Konstruksi Teoritik sebagai Sumber Hipotesa
Hipotesa pada umumnya dimunculkan dari kajian teori. Teori-teori yang diragukan akan dicoba dan diuji kembali sehingga terbentuklah hipotesa. Dasar rasional mengapa harus diuji kembali karena pembuktian secara teoritis harus diimbangi dengan pembuktian secara empiris.  

Menurut Nasution (1987) ada beberapa fungsi kajian teori, yaitu:
1.      Untuk mengetahui apakah masalah penelitian yang akan atau sedang diteliti ini sudah diteliti orang sebelumnya, sehingga penelitian yang akan dilakukan ini tidak merupakan duplikasi.
2.      Untuk mengetahui hasil temuan orang lain dalam bidang penelitian yang dipilih, sehingga temuan ini dapat digunakan dalam penelitian kita.
3.      Untuk memperoleh bahan yang dapat mempertajam orientasi dan dasar teoritis mengenai masalah yang diteliti.
4.      Untuk memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah diterapkan.


B.     Macam-macam Sumber Kajian Teori
Kajian pustaka dari hasil penelitian lain dimaksudkan untuk memperkuat pandangan peneliti didukung oleh hasil penelitian lain yang relevan, serta untuk menghindari adanya pengulangan penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain atau menjaga originalitas penelitian. Berbagai sumber yang dapat digunakan dalam meyusun kajian teori adalah seperti textbook, jurnal, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, majalah ilmiah, surat kabar, bulletin, pamphlet, tulisan yang diambil dari internet dan sebagainya. Namun, bahan-bahan tersebut masih perlu diseleksi, digolongkan, diselidiki kesaihan dan keetrpercayaannya sebelum digunakan untuk menguji hipotesis.
Kajian pustaka primer meliputi jurnal penelitian, laporan hasil penelitian, abstrak, narasumber. Kajian pustaka dari teori dimaksudkan agar peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang diteliti dalam konteks ilmu pengetahuan yang relevan. Kajian pustaka dari teori merupakan kajian pustaka dari sumber pustaka sekunder. Sumber pustaka sekunder  adalah publikasi di mana penulis mendeskripsikan hasil karya orang lain. Sumber sekunder adalah buku (text books), ensiklopedia pendidikan, kajian penelitian, atau buku tahunan.
Macam-macam kajian pustaka primer sebagai berikut:
1.       Buku adalah sumber pustaka ilmiah yang secara resmi telah dipublikasikan atau telah menjadi peganggan dalam mempelajari suatu bidang ilmu.
2.       Surat kabar/ majalah merupakan sumber pustaka yang cukup baik dan mudah diperoleh dimasyarakat, mengingat informasi dari surat kabar dan majalah merupakan informasi yang sifatnya popular tapi para peneliti dianjurkan untuk lebih dahulu mengevaluasi isi yang hendak diambil seperti what, who, how, when, why
3.      Internet merupakan sumber kajian pustaka yang dihasilkan akibat kemajuan teknologi yang telah membawa dampak yang sangat signifikan dibidang informasi, dalam melakukan kajian pustaka menggunakan internet prinsip pemutakhiran sangat  penting karena ilmu berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin sudah ditinggalkan pada periode berikutnya.

Sedikitnya terdapat dua syarat utama yang harus dipenuhi oleh sumber bacaan, yaitu:
1.      Adanya keterkaitan antara isi bacaan dengan masalah yang dibahas,
2.      Kemutakhiran sumber bacaan, artinya sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa  isinya harus ditinggalkan. Sering dijumpai banyak laporan penelitian mencantumkan daftar pustaka yang sangat banyak, tetapi  tidak berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Pada umumnya urutan langkah yang dilakukan dalam melakukan kajian teoritis melalui sumber bacaan adalah sebagai berikut: Mengkaji teori-teori ilmiah yang berhubungan dengan konsep-konsep yang dipermasalahkan dan akan dipakai dalam analisis, seperti:
1.      Membahas hasil-hasil kajian ilmiah lain yang berhubungan dengan apa yang dipermasalahkan
2.      Merangkum hasil-hasil kajian teori, yang dapat berupa kesimpulan yang berisi jawaban sementara (hipotesis) terhadap rumusan masalah, atau rangkuman argumentasi teoritik yang akan digunakan hasil kajian,
3.      Mengkaji rumusan masalah penelitian, mengidentifikasi istilah kunci dan topik yang terkait dengan rumusan masalah,
4.      Teori-teori yang digunakan untuk mendukung penelitian bukan hanya yang tercantum dalam rumusan masalah, melainkan pula yang menggambarkan hubungan sebab akibat dengan variabel yang diteliti.

C.     Cara Menyusun Kajian Teori
Sebelum melangkah kepada penyusunan kajian pustaka, terlebih dahulu perlu mengetahui pondasi bagi langkah penyusunan kajian pustaka tersebut. Dalam usaha mengenal pustaka, patokan-patokan yang harus diperhatikan adalah sebagaimana berikut:
1.      Mempelajari hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam bidang penelitian yang bersangkutan.
2.      Mempelajari metode penelitian yang telah digunakan, termasuk metode pengambilan sampel, metode pengumpulan data, sumber data, satuan-satuan ukuran dan kriteria-kriteria.
3.      Mengumpulkan data dari sumber lain yang ada yang berkaitan dengan proyek penelitianyang akan dikerjakan.
4.      Mempelajari faktor-faktor deskriptif dan historis yang ada dan merupakan latar belakang dari problema yang akan datang.
5.      Mempelajari analisis deduktif dari problema yang telah dikerjakan orang lain.
Langkah Awal dan Cara Penulisan:
1.      Mencari informasi ke perpustakaan atau internet
2.      Menyiapkan butir-butir yang perlu dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi kelengkapan sumber informasi, kriteria informasi, cara mencatat sumber informasi dari internet, dan sebagainya.
3.      Menyiapkan kartu atau buku untuk mengumpulkan informasi yang relevan.
4.      Menyiapkan sistematika pengumppulan informasi.
5.      Penulisan kajian pustaka sebaiknya mengikuti saran sebagai berikut:
6.      Pertahankan fokus perhatian pada masalah penelitian yang akan dilaksanakan, agar penulisan kajian pustaka tetap relevan dengan masalah yang akan diteliti.
7.      Buatlah rencana struktur penulisan kajian pustaka dengan baik (jangan menulis menurut urutan ditemukannya pustaka itu.
8.      Tekankan keterkaitan antara pustaka dengan masalah penelitian yang (akan, sedang, atau baru saja) dipecahkan oleh eneliti.

Sebagai contoh dengan judul penelitian “Pengaruh Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa SMU Negeri 2 Padang”. Untuk menentukan apa yang harus dibahas dalam kajian teori, perhatikan dulu apa yang menjadi masalah atau variable penelitian. Adapun yang menjad masalah atau variable penelitian di sini adalah metode mengajar (sebagai variable bebas) dan hasil belajar (sebagai variable terikat). Jadi, yang penting dibahas dalam kajian teori berdasarkan judul penelitian ini adalah metode mengajar dan hasil belajar, kemudia dibahas pula keterkaitan atau mekanisme metode mengajar mempengaruhi hasil belajar. Setelah teori dipilih , kemudian disusun atau dirakit sedemikian rupa, menjadi suatu kesatuan. Sehingga kajian teori benar-benar tampak mendasari da mendukung atau memepertajam permasalahan yang diteliti.
D.    Kerangka Berfikir
Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir,  peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di dalam rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya.

Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran terdiri dari: alur jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan, kerangka logika (logical construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan dalam kerangka teori, model penelitian yang dapat disajikan secara skematis dalam bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan variabel penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini terbentuklah hipotesis. Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti. Di dalam menulis kerangka berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau  paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang diteliti.
Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan. Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu dilanjutkan dengan  penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang diteliti menjadi jelas.
Selanjutnya, kita menjelaskan  bagaimana cara mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap untuk diukur. Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian atau cara pemaparannya tidak  perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing. Hal yang penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya konsep dan variabel-variabel yang diteliti. Agar peneliti benar-benar dapat menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka  peneliti harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan serta melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan, sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian terdahulu.
Secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1.      Menentukan paradigma atau kerangka teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional variabel yang akan diteliti.
2.      Memberikan penjelasan secara deduktif mengenai hubungan antarvariabel  penelitian. Tahapan berpikir deduktif meliputi tiga hal yaitu:
a.       Tahap penelaahan konsep (conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah dinyatakan benar).
b.      Tahap pertimbangan atau putusan (judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen).
c.       Tahapan penyimpulan (reasoning), yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula bagi hal-hal yang khusus.
3.      Memberikan argumen teoritis mengenai hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah. Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
4.      Merumuskan model penelitian. Model adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang diragakan dalam bentuk diagram dan atau  persamaan-persamaan matematik tertentu.






























 


 



Subjek
                                                                                                                              



















 




            Keterangan : contoh kerangka konseptual penelitian tindakan kelas.

BAB III
PENUTUP

A.    Kesimpulan
            Pengertian kajian tori atau pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam penelitian.
Berbagai sumber yang dapat digunakan dalam meyusun kajian teori adalah seperti textbook, jurnal, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, majalah ilmiah, surat kabar, bulletin, pamphlet, tulisan yang diambil dari internet dan sebagainya.
            Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses penelitian secara keseluruhan.
B.     Saran
            Saran kami agar pembaca memaklumi kekurangan makalah ini serta dapat menambahkan materi untuk melengkapi kekurangan itu.




Daftar Pustaka


Faisal, Sanapiah dan Mulyadi Guntur Warseso. 1983. Metodologi Penelitian
            Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Lufri. 2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press.
Singarimbun, Masri & Efendi, Sofian (Ed).1995. Metode Penelitian Survai.
           Jakarta: LP3ES.
Sudjana, N. & Ibrahim. 1989. Penelitian dan Penilaian Pendidikan. Bandung:
           PN. Sinar Baru.
Suryabrata, Sumadi. 1989. Metodologi Penelitian. Jakarta : CV. Rajawali.