MAKALAH
METODOLOGI PENELITIAN
“KAJIAN TEORI”
OLEH:
KELOMPOK
TEORI
NANA
SUTRISNA (1301453)
NIA
NOVITA (1301458)
YUSMA
ELI (1301454)
JURUSAN
BIOLOGI
FAKULTAS
MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS
NEGERI PADANG
2015
KATA
PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih
lagi Maha Panyayang, puji dan syukur allhamdulillah penulis panjatkan kehadirat
Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada
penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Kajian
Teori”.
Dalam pembuatan makalah ini penulis telah berusaha
semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak, sehingga dapat
memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu penulis tidak lupa menyampaikan
bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam
pembuatan makalah ini.
Namun tidak lepas dari semua itu, penulis menyadari
sepenuhnya bahwa ada kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi
lainnya. Oleh karena itu dengan lapang dada dan tangan terbuka penulis membuka
selebar-lebarnya bagi pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada
penulis sehingga penulis dapat memperbaiki makalah ini.
Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah
yang berjudul Kajian Teori ini dapat
diambil hikmah dan manfaatnya sehingga dapat memberikan inpirasi dan
pengetahuan terhadap pembaca.
Padang, 10 Maret 2015
Tim Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
belakang
Kerangka
teoritis terdiri atas kajian terori atau tinjauan pustaka dan kerangka
konseptual (kerangka berfikir). Kajian teori atau tinjauan pustaka merupkan
teori-teori yang berhubungan erat denagn masalah penelitian. Setiap peneitian
memerlukan bahan yang bersumber dari perpustakaan. Bahan ini meliputi
buku-buku, jurnal, majalah ilmiah, surat kabar, pamphlet, bahan documenter,
media cetak dan media elektronik. Sedangkan kerangka konseptual merupakan
kerangka berpikr atau alur berpikir peneliti mengenai keterkaitan antara
variable satu dengan variable lainnya atau berdasarkan kajian teori.
Kajian teori membahas
tentang :
1. Makna
dan fungsi kajian teori
2. Macam-macam
sumber kajian teori.
3. Cara
menyusun kajian tteori
4. Kerangka
berpikir.
Jadi
dalam membuat kajian teori kita harus memahami hal-hal di atas serta mengetahui lamgkah dan prosedur yang benar
dalam sebuah kajian teori. Kajian teori dibuat berdasarkan panduan referensi
yang diakui dan konkrit.
B. Rumusan
masalah
1. Bagaimanakah
makna dan fungsi kajian teori yang benar?
2. Jelaskanlah
macam-macam sumber kajian teori?
3. Bagaimaanakah
cara menyusun kajian teori?
4. Bagaimanakah
pola kerangka berpikir dalam membuat kajian teori?
C. Tujuan
makalah
Adapun
tujuannya sebagai berikut :
1. Untuk
mengetahui makna dan fungsi kajian teori.
2. Untuk
mengetahui macam-macam sumber kajian teori.
3. Untuk
mengetahui cara menyusun kajian teori.
4. Untuk
mengetahui cara membuat kerangka berpikir.
D. Manfaat
Manfaat
dari pembuatan makalah ini yaitu pembaca dapat memahami cara membuat kajian
teori yang benar dan dapat dijadkan sebagai panduan belajar.
BAB
II
ISI
A. Makna
dan Fungsi Kajian Teori
Pengertian
kajian tori atau pustaka umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan
teori yang ditemukan dari sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema
yang akan diangkat dalam penelitian.
Tujuan
utama kajian pustaka adalah untuk mengorganisasikan penemuan-penemuan peneliti
yang pernah dilakukan. Hal ini penting karena pembaca akan dapat memahami
mengapa masalah atau tema diangkat dalam penelitiannya. Di samping itu, kajian
pustaka juga bermaksud untuk menunjukkan bagaimana masalah tersebut dapat
dikaitkan dengan hasil penelitian dengan pengatahuan yang lebih luas. Secara
lebih rinci tujuan kajian pustaka, dapat dijelaskan sebagai berikut :
- Menentukan
dan membatasi permasalahan penelitian.
- Meletakkan
penelitian pada perspektif sejarah dan asosiasoinal.
- Menghindari
replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlu. Replikasi yang tidak
sengaja terhadap penelitian yang pernah dilakukan oleh peneliti perlu
dihindari karena hanya merupakan pemborosan.
- Menghubungkan
penemuan dengan pengatahuan yang ada dan ususlan untuk penelitian lebih
lanjut.
Karena
tujuan ini, kajian pustaka bukanlah proses yang mudah dilakukan. Pembuatan
kajian pustaka menuntut pemahaman yang komprehensif dari peneliti tentang pengatahuan
yang pernah ditulis oleh orang lain dalam bidang yang menjadi konsepnya. Kajian
pustaka meliputi kegiatan mencari, membaca, mengevaluasi, menganalisis dan
membuat sistesis laporan-laporan penelitian dan teori, serta melaporkan amatan
dan pendapat yang berhubungan dengan penelitian yang direncanakan.
Dalam
kajian pustaka dimuat esensi-esensi hasil penelitian literatur yaitu berupa teori-teori. Uraian teori yang disusun bisa
dengan kata-kata penulis secara bebas dengan tidak mengurangi makna teori
tersebut, dapat juga dalam bentuk kutipan dari tulisan orang lain, yaitu
kutipan langsung tanpa mengubah kata-kata atau tanda bacaan, kemudian dianalisis
dibandingkan dan dikonstuksikan, teori-teori dan temuan-temuan itu harus
relevan dengan permasalahan penelitian yang akan dilakukan.
Kegunaannya
adalah untuk bahan acuan penelitian. Kebenaran yang diperoleh dari penelitian
tersebut karena ada acuan disebut kebenaran koherensi, artinya terdapat
relevansi dengan teori-teori yang telah dikemukakan para ahli terdahulu.
Fungsi
kajian pustaka yang dikemukakan oleh Zubaidah, (2007) bahwa fungsi kajian
pustakan meliputi:
1. Mengetahui
sejarah masalah penelitian
2. Membantu
memilih prosedur
3. Memahami
latar belakang teoritis masalah penelitian
4. Mengetahui
manfaat penelitian sebelumnya
5. Menghindari
duplikasi
6. Memberikan
pembenaran pemilihan masalah penelitian.
Sedangkan Amirin (2000) memaparkan bahwa kajian
pustaka juga digunakan untuk menyeleksi masalah-masalah yang akan diangkat
menjadi topik penelitian serta untuk menjelaskan kedudukan masalah dalam
tempatnya yang lebih luas. Konstruksi teoritik yang ada dalam kajian pustaka
akan memberikan landasan bagi penelitian. Sehingga sumbangan kajian pustaka
pada penelitian dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Konstruksi Teoritik sebagai Dasar
Penelitian apa
pun tidak akan terlepas dari kerangka teori. Penelitian tidaklah berarti tanpa
teori sama sekali. Paling tidak sebagai pegangan atau pedoman untuk memberikan
asumsi atau postulat, prinsip, teori, konsep, preposisi dan definisi
operasional.
2. Konstruksi Teoritik sebagai Tolok Ukur
Penelitian
tindakan berupaya untuk meningkatkan kinerja pembelajaran atau proses kegiatan
pembelajaran sehingga perlu sarana untuk mengontrol baik tidaknya prosedur yang
digunakan. Kerangka teori dapat membantu sebagai ukuran patokan (standart atau
tolok ukur) yang dimaksud.
3. Konstruksi Teoritik sebagai Sumber Hipotesa
Hipotesa pada
umumnya dimunculkan dari kajian teori. Teori-teori yang diragukan akan dicoba
dan diuji kembali sehingga terbentuklah hipotesa. Dasar rasional mengapa harus
diuji kembali karena pembuktian secara teoritis harus diimbangi dengan
pembuktian secara empiris.
Menurut Nasution
(1987) ada beberapa fungsi kajian teori, yaitu:
1. Untuk
mengetahui apakah masalah penelitian yang akan atau sedang diteliti ini sudah
diteliti orang sebelumnya, sehingga penelitian yang akan dilakukan ini tidak
merupakan duplikasi.
2. Untuk
mengetahui hasil temuan orang lain dalam bidang penelitian yang dipilih,
sehingga temuan ini dapat digunakan dalam penelitian kita.
3. Untuk
memperoleh bahan yang dapat mempertajam orientasi dan dasar teoritis mengenai
masalah yang diteliti.
4. Untuk
memperoleh informasi tentang teknik-teknik penelitian yang telah diterapkan.
B. Macam-macam
Sumber Kajian Teori
Kajian pustaka dari hasil penelitian
lain dimaksudkan untuk memperkuat pandangan peneliti didukung oleh hasil
penelitian lain yang relevan, serta untuk menghindari adanya pengulangan
penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti lain atau menjaga originalitas
penelitian. Berbagai
sumber yang dapat digunakan dalam meyusun kajian teori adalah seperti textbook,
jurnal, laporan penelitian, skripsi, tesis, disertasi, majalah ilmiah, surat
kabar, bulletin, pamphlet, tulisan yang diambil dari internet dan sebagainya.
Namun, bahan-bahan tersebut masih perlu diseleksi, digolongkan, diselidiki
kesaihan dan keetrpercayaannya sebelum digunakan untuk menguji hipotesis.
Kajian pustaka primer meliputi jurnal
penelitian, laporan hasil penelitian, abstrak, narasumber. Kajian pustaka dari teori dimaksudkan
agar peneliti dapat mengidentifikasi masalah yang diteliti dalam konteks ilmu
pengetahuan yang relevan. Kajian pustaka dari teori merupakan kajian pustaka
dari sumber pustaka sekunder. Sumber pustaka sekunder adalah publikasi di
mana penulis mendeskripsikan hasil karya orang lain. Sumber sekunder adalah
buku (text books), ensiklopedia pendidikan, kajian penelitian, atau buku
tahunan.
Macam-macam kajian pustaka primer
sebagai berikut:
1. Buku adalah sumber pustaka ilmiah yang secara
resmi telah dipublikasikan atau telah menjadi peganggan dalam mempelajari suatu
bidang ilmu.
2. Surat kabar/ majalah merupakan sumber pustaka
yang cukup baik dan mudah diperoleh dimasyarakat, mengingat informasi dari
surat kabar dan majalah merupakan informasi yang sifatnya popular tapi para
peneliti dianjurkan untuk lebih dahulu mengevaluasi isi yang hendak diambil
seperti what, who, how, when, why.
3. Internet merupakan sumber kajian
pustaka yang dihasilkan akibat kemajuan teknologi yang telah membawa dampak
yang sangat signifikan dibidang informasi, dalam melakukan kajian pustaka
menggunakan internet prinsip pemutakhiran sangat penting karena ilmu
berkembang dengan cepat. Sebuah teori yang efektif pada suatu periode mungkin
sudah ditinggalkan pada periode berikutnya.
Sedikitnya terdapat dua syarat utama yang harus dipenuhi
oleh sumber bacaan, yaitu:
1. Adanya keterkaitan antara isi bacaan
dengan masalah yang dibahas,
2. Kemutakhiran sumber bacaan, artinya
sumber bacaan yang sudah kadaluwarsa isinya harus ditinggalkan. Sering
dijumpai banyak laporan penelitian mencantumkan daftar pustaka yang sangat
banyak, tetapi tidak berkaitan dengan masalah yang dibahas.
Pada umumnya urutan langkah yang dilakukan dalam melakukan
kajian teoritis melalui sumber bacaan adalah sebagai berikut: Mengkaji
teori-teori ilmiah yang berhubungan dengan konsep-konsep yang dipermasalahkan
dan akan dipakai dalam analisis, seperti:
1. Membahas hasil-hasil kajian ilmiah
lain yang berhubungan dengan apa yang dipermasalahkan
2. Merangkum hasil-hasil kajian teori,
yang dapat berupa kesimpulan yang berisi jawaban sementara (hipotesis) terhadap
rumusan masalah, atau rangkuman argumentasi teoritik yang akan digunakan hasil
kajian,
3. Mengkaji rumusan masalah penelitian,
mengidentifikasi istilah kunci dan topik yang terkait dengan rumusan masalah,
4. Teori-teori yang digunakan untuk
mendukung penelitian bukan hanya yang tercantum dalam rumusan masalah,
melainkan pula yang menggambarkan hubungan sebab akibat dengan variabel yang
diteliti.
C. Cara
Menyusun Kajian Teori
Sebelum melangkah kepada penyusunan kajian pustaka, terlebih
dahulu perlu mengetahui pondasi bagi langkah penyusunan kajian pustaka
tersebut. Dalam usaha mengenal pustaka, patokan-patokan yang harus
diperhatikan adalah sebagaimana berikut:
1. Mempelajari
hasil apa yang telah atau pernah didapat oleh orang lain dalam bidang penelitian yang bersangkutan.
2. Mempelajari
metode penelitian yang telah digunakan, termasuk metode pengambilan sampel,
metode pengumpulan data, sumber data, satuan-satuan ukuran dan kriteria-kriteria.
3. Mengumpulkan data dari sumber lain
yang ada yang berkaitan dengan proyek penelitianyang akan dikerjakan.
4. Mempelajari faktor-faktor deskriptif
dan historis yang ada dan merupakan latar belakang dari problema yang akan datang.
5. Mempelajari analisis deduktif dari
problema yang telah dikerjakan orang lain.
Langkah
Awal dan Cara Penulisan:
1. Mencari informasi ke perpustakaan
atau internet
2. Menyiapkan butir-butir yang perlu
dalam mencatat informasi dari pustaka, meliputi kelengkapan sumber informasi,
kriteria informasi, cara mencatat sumber informasi dari internet, dan
sebagainya.
3. Menyiapkan kartu atau buku untuk
mengumpulkan informasi yang relevan.
4. Menyiapkan sistematika pengumppulan
informasi.
5. Penulisan kajian pustaka sebaiknya
mengikuti saran sebagai berikut:
6. Pertahankan fokus perhatian pada
masalah penelitian yang akan dilaksanakan, agar penulisan kajian pustaka tetap
relevan dengan masalah yang akan diteliti.
7. Buatlah rencana struktur penulisan
kajian pustaka dengan baik (jangan menulis menurut urutan ditemukannya pustaka
itu.
8. Tekankan keterkaitan antara pustaka
dengan masalah penelitian yang (akan, sedang, atau baru saja) dipecahkan oleh
eneliti.
Sebagai contoh dengan judul penelitian “Pengaruh
Metode Eksperimen terhadap Hasil Belajar Siswa SMU Negeri 2 Padang”. Untuk
menentukan apa yang harus dibahas dalam kajian teori, perhatikan dulu apa yang
menjadi masalah atau variable penelitian. Adapun yang menjad masalah atau
variable penelitian di sini adalah metode mengajar (sebagai variable bebas) dan
hasil belajar (sebagai variable terikat). Jadi, yang penting dibahas dalam
kajian teori berdasarkan judul penelitian ini adalah metode mengajar dan hasil
belajar, kemudia dibahas pula keterkaitan atau mekanisme metode mengajar
mempengaruhi hasil belajar. Setelah teori dipilih , kemudian disusun atau
dirakit sedemikian rupa, menjadi suatu kesatuan. Sehingga kajian teori
benar-benar tampak mendasari da mendukung atau memepertajam permasalahan yang
diteliti.
D. Kerangka
Berfikir
Kerangka pemikiran adalah narasi (uraian) atau pernyataan
(proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah yang telah diidentifikasi
atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka pemikiran dalam sebuah
penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan validitas proses
penelitian secara keseluruhan. Melalui uraian dalam kerangka berpikir,
peneliti dapat menjelaskan secara komprehensif variabel-variabel apa saja
yang diteliti dan dari teori apa variabel-variabel itu diturunkan, serta
mengapa variabel-variabel itu saja yang diteliti. Uraian dalam kerangka
berpikir harus mampu menjelaskan dan menegaskan secara komprehensif asal-usul
variabel yang diteliti, sehingga variabel-variabel yang tercatum di dalam
rumusan masalah dan identifikasi masalah semakin jelas asal-usulnya.
Pada dasarnya esensi kerangka pemikiran terdiri dari: alur
jalan pikiran secara logis dalam menjawab masalah yang didasarkan pada landasan
teoretik dan atau hasil penelitian yang relevan, kerangka logika (logical
construct) yang mampu menunjukan dan menjelaskan masalah yang telah dirumuskan
dalam kerangka teori, model penelitian yang dapat disajikan secara skematis
dalam bentuk gambar atau model matematis yang menyatakan hubungan-hubungan
variabel penelitian atau merupakan rangkuman dari kerangka pemikiran yang
digambarkan dalam suatu model. Sehingga pada akhir kerangka pemikiran ini
terbentuklah hipotesis. Dengan demikian, uraian atau paparan yang harus
dilakukan dalam kerangka berpikir adalah perpaduan antara asumsi-asumsi
teoretis dan asumsi-asumsi logika dalam menjelaskan atau memunculkan
variabel-variabel yang diteliti serta bagaimana kaitan di antara
variabel-variabel tersebut, ketika dihadapkan pada kepentingan untuk
mengungkapkan fenomena atau masalah yang diteliti. Di dalam menulis kerangka
berpikir, ada tiga kerangka yang perlu dijelaskan, yakni: kerangka teoritis,
kerangka konseptual, dan kerangka operasional. Kerangka teoritis atau
paradigma adalah uraian yang menegaskan tentang teori apa yang dijadikan
landasan (grand theory) yang akan digunakan untuk menjelaskan fenomena yang
diteliti.
Kerangka konseptual merupakan uraian yang menjelaskan
konsep-konsep apa saja yang terkandung di dalam asumsi teoretis yang akan
digunakan untuk mengabstraksikan (mengistilahkan) unsur-unsur yang terkandung
di dalam fenomena yang akan diteliti dan bagaimana hubungan di antara
konsep-konsep tersebut. Kerangka operasional adalah penjelasan tentang
variabel-variabel apa saja yang diturunkan dari konsep-konsep terpilih tadi dan
bagaimana hubungan di antara variabel-variabel tersebut, serta hal-hal apa saja
yang dijadikan indikator untuk mengukur variabel-variabel yang bersangkutan.
Berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tersebut di atas, maka dalam menyusun
kerangka berpikir kita harus memulainya dengan menegaskan teori apa yang
dijadikan landasan dan akan diuji atau digambarkan dalam penelitian kita. Lalu
dilanjutkan dengan penegasan tentang asumsi teoretis apa yang akan
diambil dari teori tersebut sehingga konsep-konsep dan variabel-variabel yang
diteliti menjadi jelas.
Selanjutnya, kita menjelaskan bagaimana cara
mengoperasionalisasikan konsep atau variabel-variabel tersebut sehingga siap
untuk diukur. Walaupun dalam kerangka berpikir itu harus terkandung kerangka
teoretis, kerangka konseptual, dan kerangka operasional, tetapi cara penguraian
atau cara pemaparannya tidak perlu kaku dibuat per sub bab masing-masing.
Hal yang penting adalah bahwa isi pemaparan kerangka berpikir merupakan alur
logika berpikir kita mulai dari penegasan teori serta asumsinya hingga munculnya
konsep dan variabel-variabel yang diteliti. Agar peneliti benar-benar dapat
menyusun kerangka berpikir secara ilmiah (memadukan antara asumsi teoretis dan
asumsi logika dalam memunculkan variabel) dengan benar, maka peneliti
harus intens dan eksten menelurusi literatur-literarur yang relevan serta
melakukan kajian terhadap hasil penelitian-penelitian terdahulu yang relevan,
sehingga uraian yang dibuatnya tidak semata-mata berdasarkan pada pertimbangan
logika. Untuk itu, dalam menjelaskan kerangka teoretisnya, peneliti mesti
merujuk pada literatur atau referensi serta laporan-laporan penelitian
terdahulu.
Secara sederhana penyusunan kerangka berpikir dapat
dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah berikut:
1. Menentukan paradigma atau kerangka
teoretis yang akan digunakan, kerangka konseptual dan kerangka operasional
variabel yang akan diteliti.
2. Memberikan penjelasan secara
deduktif mengenai hubungan antarvariabel penelitian. Tahapan berpikir
deduktif meliputi tiga hal yaitu:
a. Tahap penelaahan konsep
(conceptioning), yaitu tahapan menyusun konsepsi-konsepsi (mencari
konsep-konsep atau variabel dari proposisi yang telah ada, yang telah
dinyatakan benar).
b. Tahap pertimbangan atau putusan
(judgement), yaitu tahapan penyusunan ketentuan-ketentuan (mendukung atau
menentukan masalah akibat pada konsep atau variabel dependen).
c. Tahapan penyimpulan (reasoning),
yaitu pemikiran yang menyatakan hal-hal yang berlaku pada teori, berlaku pula
bagi hal-hal yang khusus.
3. Memberikan argumen teoritis mengenai
hubungan antar variabel yang diteliti. Argumen teoritis dalam kerangka
pemikiran merupakan sebuah upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan masalah.
Dalam prakteknya, membuat argumen teoritis memerlukan kajian teoretis atau
hasil-hasil penelitian yang relavan. Hal ini dilakukan sebagai petunjuk atau
arah bagi pelaksanaan penelitian. Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, oleh
karena argumen teoritis sebagai upaya untuk memperoleh jawaban atas rumusan
masalah, maka hasil dari argumen teoritis ini adalah sebuah jawaban sementara
atas rumusan masalah penelitian. Sehingga pada akhirnya produk dari kerangka
pemikiran adalah sebuah jawaban sementara atas rumusan masalah (hipotesis).
4. Merumuskan model penelitian. Model
adalah konstruksi kerangka pemikiran atau konstruksi kerangka teoretis yang
diragakan dalam bentuk diagram dan atau persamaan-persamaan matematik
tertentu.
Keterangan
: contoh kerangka konseptual penelitian tindakan kelas.
BAB
III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengertian kajian tori atau pustaka
umumnya dimaknai berupa ringkasan atau rangkuman dan teori yang ditemukan dari
sumber bacaan (literatur) yang ada kaitannya tema yang akan diangkat dalam
penelitian.
Berbagai sumber yang dapat digunakan dalam meyusun kajian
teori adalah seperti textbook, jurnal, laporan penelitian, skripsi, tesis,
disertasi, majalah ilmiah, surat kabar, bulletin, pamphlet, tulisan yang
diambil dari internet dan sebagainya.
Kerangka pemikiran adalah narasi
(uraian) atau pernyataan (proposisi) tentang kerangka konsep pemecahan masalah
yang telah diidentifikasi atau dirumuskan. Kerangka berpikir atau kerangka
pemikiran dalam sebuah penelitian kuantitatif, sangat menentukan kejelasan dan
validitas proses penelitian secara keseluruhan.
B. Saran
Saran kami agar pembaca memaklumi
kekurangan makalah ini serta dapat menambahkan materi untuk melengkapi
kekurangan itu.
Daftar Pustaka
Faisal,
Sanapiah dan Mulyadi Guntur Warseso. 1983. Metodologi
Penelitian
Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.
Lufri.
2014. Buku Ajar Metodologi Penelitian.
Padang: UNP Press.
Singarimbun,
Masri & Efendi, Sofian (Ed).1995. Metode
Penelitian Survai.
Jakarta: LP3ES.
Sudjana,
N. & Ibrahim. 1989. Penelitian dan
Penilaian Pendidikan. Bandung:
PN. Sinar Baru.
Suryabrata,
Sumadi. 1989. Metodologi Penelitian.
Jakarta : CV. Rajawali.